Diari Sekolah Basis 2.0 | Hari #1| Pierre Bourdieu, Habitus, Kapital Budaya, dan Pendidikan
3 Januari 2023
MALAM ini mengikuti Sekolah Basis dengan tema "Pierre Bourdieu: Habitus, Kapital Budaya, dan Pendidikan", memberikan pemahaman yang lengkap dari pertanyaan saya mengenai arti penting pendidikan dalam hubungannya dengan upaya masyarakat untuk bisa naik kelas.
Saya dan istri menaruh perhatian pada pendidikan, terutama untuk anak-anak. Dua minggu terakhir muter-muter di kota Solo, dan akhirnya bisa menemukan sekolah yang pas untuk anak-anak.
Mengapa pendidikan ini menjadi penting, bahkan sangat penting?
Secara singkat, (dalam kasus di negara Prancis) masyarakat itu berkelas-kelas, yang dibedakan oleh kapital sosial, pendidikan, ekonomi, dan simbolik. Orang kaya memiliki 4 jenis kapital itu. Kalangan bawah hanya memiliki satu peluang, yaitu pendidikan. Dalam dunia pendidikan pun, kaum bawah dan "mendang-mending" ini mengalami banyak hambatan ini itu, dibandingkan kalangan atas. Persentase keberhasilan kaum "jelata" untuk bisa naik kelas di negeri +62 ini, menurut riset SMERU, kurang dari 10% (di Prancis 20 %). Semakin tinggi jenjang pendidikan, persentase keberhasilan kaum "jelata" makin kecil. Kasus di Prancis relevan dengan di Indonesia.
Dari sudut pendidikan, Romo J. Haryatmoko memberikan solusi dengan berpijak pada fakta, bahwa kehadiran internet mengurangi kesenjangan atas akses informasi. Pembangunan infrastruktur IT yang merata, termasuk memperbesar bandwidth, juga melengkapi infrastuktur pendukung seperti jaringan listrik, menjadi keharusan untuk dilakukan oleh pemerintah.
Model pendidikan diubah dengan berpijak pada empati, yang dikembangkan dari model Design Thinking. OOT, istilah "design thinking" pertama kali dikenalkan oleh John E. Arnold dalam bukunya “Creative Engineering” (1959).
----
TAUFIQ
Surel: taufiqpb@gmail.com
Facebook: arundayataufiq
Instagram: arundayataufiq
Comments